Baca juga: Onduline Raih Sertifikasi Green Label Kategori Gold
Pertama, adanya budi daya bambu dan kayu guna menjamin ketersediaan bahan baku. Kedua, pemanfaatan teknologi agar material kayu dan bambu rekayasa bisa dijadikan balok, kolom, parket lantai, peralatan rumah tangga, sepeda, meja dan kursi, serta pengembangan teknologi perekatan dan perlindungan terhadap rayap, pengawetan dan proteksi dari bencana kebakaran. Ketiga, bagaimana mewujudkan potensi bambu dan kayu dikolaborasikan dengan teknologi modular volumetrik.
Iwan menyatakan, akan berkoordinasi dengan OIKN (Otoritas Ibu Kota Nusantara) untuk menggunakan material kayu dan bambu rekayasa pada bangunan dan gedung di IKN. Paling tidak sementara ini untuk bagian interior wall panel, parket lantai, ceiling, meubelair dan peralatan makan.
Ketua panitia penyelenggara seminar yang juga Kepala Sub Direktorat Kemitraan dan Kelembagaan, Direktorat Sistem dan Strategi Penyelenggara Perumahan Yudha Rommel Sibero menyatakan, tujuan seminar mengenalkan dan menyebarkan informasi mengenai teknologi dan konstruksi dengan bahan kayu dan bambu rekayasa. “Selain itu juga membentuk komunitas yang aktif dalam pemanfaatan kayu dan bambu untuk bangunan rumah dan gedung, dengan harapan pemanfaatannya makin meluas di Indonesia,” katanya.
Peserta seminar terdiri dari pejabat dan pelaksana teknis dari Ditjen Perumahan, Ditjen Cipta Karya, Ditjen Bina Konstruksi, pengurus asosiasi, perwakilan perusahaan produsen kayu dan bambu, NGO, peneliti, akademisi, dan praktisi di bidang kayu dan bambu. Dalam seminar itu diadakan juga eksibisi mengenai produk kayu dan bambu rekayasa oleh produsen kayu dan bambu rekayasa serta lembaga riset dan pemerhati hutan.