Tercermin dari premi CDS (credit default swap) Indonesia 5 tahun per 14 November 2024 yang mencapai 70,24 bps, naik tinggi dibanding 8 November 2024 yang tercatat 67,96 bps.
Menurut para analis, BI mencoba menahan kejatuhan nilai rupiah dengan melakukan intervensi di pasar spot, menaikkan bunga (yield) SRBI ke level lebih dari 7 persen, juga bunga SBN ke level mendekati 7 persen, dengan harapan investor asing terpikat dan menaruh kembali dananya di Indonesia.
Baca juga: Rupiah Masih Akan Terus Melemah Terhadap Dolar AS
Namun efeknya selain bisa menguras cadangan devisa dan meningkatkan utang luar negeri BI, juga membuat likuiditas perbankan mengetat yang berpotensi menaikkan bunga kredit dan makin melemahkan pertumbuhan penyaluran kredit.
Apalagi, pelemahan rupiah yang makin dalam itu berpotensi menghambat penurunan bunga acuan BI rate lebih lanjut, yang selanjutnya makin menahan penurunan bunga bank dan laju penyaluran kredit.
Berdasarkan data transaksi 11 – 14 November 2024, asing tercatat melepas investasinya atau jual neto sebesar Rp7,42 triliun.
Terdiri dari jual neto Rp4,12 triliun di pasar saham, beli neto Rp0,35 triliun di pasar SBN, dan jual neto Rp3,65 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS