URBANCITY.CO.ID – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) sepekan ini akhirnya benar-benar menembus Rp16.000, dan tetap bertahan hingga penutupan perdagangan Jum’at (20/12/2024).
Mengutip keterangan resmi Bank Indonesia (BI), Jum’at (20/12/2024), pada akhir perdagangan Kamis (19/12/2024) rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.285/USD.
Imbal hasil atau yield surat utang pemerintah AS atau US Treasury (UST) Note 10 tahun yang naik ke level 4,562 persen (Kamis pekan lalu 4,368 persen), membuat asing memindahkan portofolionya ke instrumen USD, yang membuat rupiah terpuruk.
Apalagi, pada saat bersamaan indeks dolar atau DXY menguat ke level 108,41, dibanding Kamis pekan lalu yang tercatat 106,96, kendati secara harian pada akhir perdagangan Jum’at melemah 0,16 persen.
Berdasarkan data transaksi 16-19 Desember 2024, investor asing portofolio melakukan jual bersih Rp8,81 triliun. Yaitu, jual neto Rp3,67 triliun di pasar saham, Rp4,43 triliun di pasar SBN, dan Rp0,71 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Kenaikan yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun ke 7,07 persen (Kamis pekan lalu 6,95 persen) tidak berhasil menahan kemerosotan rupiah.
Baca juga: Arus Modal Asing Masih Surplus, Tapi Rupiah Tetap Loyo. Menkeu: Faktor Trump
Pada awal perdagangan Jumat (20/12/2024), rupiah dibuka makin melemah ke level (bid) Rp16.290/USD. Sedangkan yield SBN 10 tahun bertahan di level 7,07 persen.
Saat akhir perdagangan Jum’at (20/12/2024), mengutip data Refinitiv, rupiah menguat 0,58 persen ke level Rp16.190/USD setelah sempat menyentuh level lebih dari Rpl6.300.