Yuhan menceritakan perjuangan panjang terbenuknya Desa Wisata Ciderum. Berkat ketekunan serta kepiawaiannya menggugah kesadaran warga, tumpukan sampah berbau busuk disulap menjadi cafe nan nyaman, pusat kerajinan daur ulang plastik, taman bermain anak, tempat pelatihan, dan peternakan Domba Garut.
Baca juga: Telkom Kembangkan Kramat Purbalingga Jadi Desa Wisata Berbasis Konservasi
Meski dampak ekonomi dan kemajuan wilayah baru dirasakan oleh sebagian warga Ciderum tetapi kini ia pun tak cangung bila kesuksesannya dijadikan rujukan bahkan di-duplikasi oleh Desa Wisata lainnya.
“Kami termasuk beruntung dapat support dari local hero (pemuda serta perangkat RT, RW, dan Desa). Tanpa bantuan mereka, Desa Wisata Ciderum tak akan ada. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mereka,” ucap Yuhan.
Mewujudkan pengembangan Desa Wisata Ciderum, Yuhan dan para local hero tak semulus yang dibayangkan. Dalam perjalanannya, mereka kerap mendapatkan ejekan, hinaan, bahkan sasaran kemarahan lataran dianggap mengambil ranah pekerjaan Dinas-Dinas Kabupaten terkait.
“Siasat kami, tidak banyak omon-omon. Penjelasan kepada para pihak terkait pun sekedarnya. Kami lebih banyak bergerak merealisasikan konsep, ketimbang adu argumen. Adapun soal pendanaan, pengembangan Desa Wisata Ciderum tak bergantung pada anggaran Dinas tetapi lebih banyak swadaya masyarakat serta optimalisasi CSR,” papar Yuhan.
Untuk itu, Yuhan mengajak para pengelola lain terus bergerak merealisasikan pengembangan Desa Wisata di seluruh Kabupaten Bogor sesuai dengan konsep dan rencana yang telah ditentukan, tapa harus pergantung penuh pada Dinas terkait.