Surah Al Maun menjabarkan tentang orang orang yang mendustakan agama. Yakni mereka yang suka menghardik anak yatim dan tidak memberi makan fakir miskin.
Baca Juga : Menyamakan Persepsi Implementasi ESG di Sektor Perumahan dan Pembiayaan
Surah ini juga memberikan teguran kepada mereka yang rajin beribadah tapi suka pamer (riya) dan tidak suka menolong sesama.
Oleh Kyai Ahmad Dahlan dan para pengikutnya, intisari Surah Al Maun ini dijadikan inspirasi dan pijakan dalam memberdayakan masyarakat lemah, mengentaskan kemiskinan, menghidupi kaum Dhuafa dan meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pendidikan serta kesehatan.
“Membangkitkan ekonomi dan keuangan syariah merupakan ikhtiar yang mulia dan mesti didasari langkah-langkah strategis dan praktis untuk membumikan ekonomi dan keuangan syariah agar mampu hadir menjadi alternatif dari kegiatan ekonomi dan keuangan di Indonesia,” kata Haedar.
Saling memuji dan saling berharap ini rupanya mendatangkan banyak tafsir. Salah satunya dari Sutan Emir Hidayat, Direktur Komite Nasional dan Keuangan Syariah (KNEKS) yang memandang peristiwa tidak biasa ini sebagai awal kongsi strategis kedua nya di masa depan.
Baca Juga: Genjot Saluran Kredit, BTN Gelar Akad KPR Secara Massal
“Mungkin ini yang disebut sebagai takdir, qadarullah. BTN lagi patah hati karena tidak jadi menikah dengan Bank Muamalat. Lalu, di perjalanan mereka bertemu Muhammadiyah yang ingin comeback ke industri perbankan syariah. Kita doakan saja semoga berjodoh,” katanya kepada sejumlah media setelah acara diskusi Peluang dan Tantangan Konsolidasi Industri Perbankan Syariah di Jakarta, Jum’at (23/8).