Gedung-gedung grade A dengan desain dan bangunan yang baru didukung infrastruktur terkini, dan grade B, mencatat kenaikan okupansi 1,8 persen selama tahun berjalan (year-to-date/ytd). Sedangkan okupansi gedung-gedung grade C meningkat 0,9 persen ytd.
Meskipun tingkat hunian terus meningkat, pemilik properti (landlords) masih sangat hatihati menaikkan harga sewa dasar ruang perkantoran mereka.
Cushman mencatat, tarif sewa gross rata-rata perkantoran grade A di CBD jakarta saat ini (Desember 2024) mencapai Rp303.000/m2/bulan.
Namun harga sewa itu diperkirakan akan terus meningkat, karena kenaikan bertahap pada komponen biaya sewa dasar (base rental) dan service charge.
“Pertumbuhan harga sewa diperkirakan juga semakin membaik, sekitar 5,1 persen pada tahun 2025 pasca pemilu yang sukses dan periode stabilitas politik,” tutup Cushman.
Baca juga: Tingkat Hunian Ruang Perkantoran di Jakarta Terus Membaik
Konsultan properti global lainnya, Colliers International, dalam laporannya juga menyebut okupansi ruang perkantoran di Jakarta membaik.
Selain karena tidak adanya pasokan baru, dan harga sewa yang stabil, juga karena sebagian perusahaan mulai membuat aturan masuk kerja di kantor.
Aturan masuk kerja di kantor itu mendorong calon penyewa aktif mencari ruang kantor yang menawarkan fasilitas lebih baik dan lingkungan yang kolaboratif.
“Beberapa penyewa bahkan memperbesar ruang kantornya supaya bisa merelokasi unit bisnis yang sebelumnya ditempatkan di luar gedung perkantoran,” kata Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia melalui keterangan tertulis pekan lalu.