Zulfi mengungkapkan, The Hud Institute sudah mengelaborasi target 3 juta rumah Prabowo-Gibran itu. Dari hasil elaborasi itu, pencapaian target 3 juta rumah tidak memerlukan dukungan subsidi yang besar dari APBN. “Subsidi dari APBN paling 10 persen,” katanya.
Baca juga: BP3 Bisa Jadi Mesin Penggerak Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran
Caranya antara lain dengan menyediakan tanah yang harganya terjangkau (affordable land). Kemudian menurunkan biaya konstruksi dengan membentuk semacam “Bulog Papan”. Dengan lembaga ini pemerintah bisa menetapkan plafon konstruksi rumah MBR (masyarakat berpenghasilan rendah).
Kemudian melibatkan koperasi yang pasca lengsernya Soeharto hilang perannya dalam pengadaan rumah rakyat. “Padahal, pada zaman Pak Harto, koperasi itu penyumbang rumah subsidi terbesar ketiga setelah developer dan Perumnas,” tuturnya.
Cara terakhir, dengan memberikan kemudahan perizinan dan lain-lain. “Dengan semua cara itu, pembiayaan pengadaan rumah subsidi bisa diturunkan,” jelas Zulfi sembari menambahkan, The Hud Institute siap memaparkan hasil elaborasinya soal target 3 juta rumah itu kepada pemerintah.
Andrinof menambahkan, target pengadaan rumah 3 juta rumah itu memang mungkin saja dicapai. Syaratnya, pemerintah membuat kalkulasi yang matang dan realistis untuk mencapainya.
Tidak bisa dengan cara business as usual seperti saat ini. Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas itu menyebutkan, 70% pengadaan rumah ada di perkotaan, karena sebagian besar populasi tinggal di kota.