Baca Juga: Produk Furnitur Indonesia Raih Potensi Transaksi Rp1,16 Miliar di S/ALON Budapest 2024
Pada pameran sebelumnya, IFEX berhasil menarik 13.370 pengunjung dari 117 negara, termasuk Australia, Tiongkok, dan Amerika Serikat, serta mencatatkan transaksi sebesar USD300 juta.
Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Februari mencapai 53,15, sejalan dengan Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang berada di angka 53,6, menunjukkan bahwa industri berada dalam fase ekspansi. Faisol menekankan pentingnya memanfaatkan kondisi ini untuk meningkatkan daya saing pasar domestik.
Tren permintaan furnitur saat ini, seperti furnitur ramah lingkungan dan desain multifungsional, mendorong pelaku industri untuk berinovasi. “Contohnya seperti peningkatan penggunaan teknologi 4.0 pada metode pemasaran seperti Augmented Reality (AR) yang dapat mempermudah belanja furnitur secara online,” jelas Faisol.
Kemenperin juga berupaya memperkuat pasar dengan menyusun strategi yang fokus pada ketersediaan bahan baku dan pengembangan sumber daya manusia. Salah satunya adalah mendirikan Politeknik Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kendal.
Baca Juga: Koleksi Furniture Ikea Dorong Gamers Lebih Banyak Bergerak
Selain itu, pemerintah memberikan insentif perpajakan dan kemudahan prosedur ekspor untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif.
Faisol menegaskan pentingnya inovasi dalam desain dan penggunaan bahan baku ramah lingkungan. “Dengan upaya maksimal dari seluruh pelaku industri dan dukungan dari stakeholders terkait, saya optimis kita akan bisa meningkatkan produktivitas industri furnitur,” tegasnya.