URBANCITY.CO.ID – Investor asing portofolio terus melepas investasinya di Indonesia, baik dalam saham, maupun Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Akibatnya nilai investasi asing dalam berbagai berbagai instrumen tersebut makin menyusut, yang membuat nilai tukar rupiah terus terpuruk.
Berdasarkan catatan housingestate.id dari laporan resmi Bank Indonesia (BI), asing mulai melakukan penarikan investasi secara berkelanjutan sejak awal Oktober 2024.
Selama 7–10 Oktober 2024 misalnya, asing tercatat jual neto (menarik investasi) Rp2,84 triliun. Terdiri dari jual neto Rp4,47 triliun di pasar saham, beli neto Rp4,37 triliun di pasar SBN, dan jual neto Rp2,73 triliun di SRBI.
Penarikan investasi paling besar terjadi sepanjang 4–7 November 2024. Saat itu asing tercatat jual neto Rp10,23 triliun. Terdiri dari jual neto Rp2,29 triliun di pasar saham, Rp4,66 triliun di pasar SBN, dan Rp3,28 triliun di SRBI.
Sementara selama dua hari pekan ini (23-24 Desember 2024) saja, asing tercatat jual neto Rp4,31 triliun. Terdiri dari jual neto Rp0,63 triliun di pasar saham, Rp0,86 triliun di pasar SBN, dan Rp2,82 triliun di SRBI.
Selama Oktober-Desember 2024, asing hanya tercatat beli neto (investasi bersih) pada 9-12 Desember 2024 senilai Rp7,33 triliun. Terdiri dari jual neto Rp1,31 triliun di pasar saham, beli neto Rp8,84 triliun di pasar SBN, dan jual neto Rp0,20 triliun di SRBI.
Baca juga: Dua Pekan Pertama November Rp30 Triliun Dana Asing Keluar dari Indonesia
Di luar itu asing terus menerus melakukan jual neto (penarikan investasi). Karena penarikan investasi terus menerus untuk dialihkan ke instrumen dolar AS (USD) itu, nilai investasi asing portofolio di Indonesia terus menyusut.