“Peningkatan posisi AFLN juga dipengaruhi oleh kenaikan harga dan pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap beberapa mata uang negara penempatan aset,” tulis BI.
Namun, posisi KFLN Indonesia meningkat lebih tinggi, didukung peningkatan aliran masuk modal asing pada investasi langsung dan investasi portofolio.
Posisi KFLN pada akhir triwulan III 2024 tercatat USD792,2 miliar, naik 6,8 persen (qtq) dari USD742,0 miliar pada akhir triwulan II 2024.
Kenaikan itu terutama didukung oleh investasi langsung dan investasi portofolio yang mencatat peningkatan surplus, sebagai cerminan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik, inflasi yang rendah, dan imbal hasil (yield) investasi yang menarik.
“Peningkatan posisi KFLN juga dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang global termasuk rupiah, serta kenaikan harga saham di Indonesia,” tulis BI. Karena KFLN lebih besar daripada AFLN, Indonesia pun mencatat kewajiban neto dalam investasi internasional.
Bank Indonesia memandang perkembangan PII pada triwulan III 2024 tetap terjaga sehingga mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia. Tercermin dari rasio PII Indonesia terhadap PDB pada triwulan III 2024 yang tetap terjaga sebesar 19,9 persen.
Selain itu, struktur kewajiban PII Indonesia didominasi oleh instrumen berjangka panjang (92,3 persen), terutama dalam bentuk investasi langsung. “Bank Indonesia akan terus memantau potensi risiko terkait kewajiban neto PII terhadap perekonomian,” pungkas laporan BI.