Senior Manager PEP Sangasanga Field, Sigid Setiawan, menjelaskan bahwa pencapaian ini merupakan hasil kolaborasi antara perusahaan, masyarakat, dan pemerintah.
“Kami mengimplementasikan inovasi sosial dan lingkungan dalam program CSR perusahaan agar memberikan dampak yang signifikan dan berkelanjutan bagi masyarakat. Penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa upaya yang kami lakukan telah memberikan manfaat yang signifikan bagi lingkungan dan sosial,” ungkap Sigid.
Di tahun 2024, Program Ekoriparian SHL akan mengalami transformasi dengan fokus yang lebih besar pada konsep ekoriparian. Pengembangan ini mencakup zona penyangga dengan agroforestri sederhana, pusat kegiatan ekowisata, serta zona pengolahan air limbah yang dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Baca Juga: Pertamina EP Lakukan Tajak Sumur Eksplorasi Pertama di Sulteng
Sistem ini dirancang untuk beradaptasi dengan pasang surut air sungai, menjaga kualitas air, dan merawat 120 hektar hutan mangrove yang mampu menyerap 265,48 ton CO2eq per tahun.
Lebih lanjut, IPAL yang diterapkan berhasil menurunkan kadar Biochemical Oxygen Demand (BOD) menjadi 3 mg/liter dan Chemical Oxygen Demand (COD) menjadi 3,1 mg/liter, serta menghasilkan lumpur sebesar 4.734 kg per tahun. Ini menunjukkan efektivitas pengolahan limbah dalam menjaga kualitas air agar lebih aman bagi lingkungan.
Elis Fauziyah, Head of Communication Relations & CID Zona 9, menambahkan bahwa program ini tidak hanya berdampak positif pada lingkungan, tetapi juga meningkatkan kapabilitas masyarakat.