“Contoh di BNI ada program yang namanya BNI Xpora artinya kalau Link bisa dipakai akses
untuk mendorong penjelasan Xpora atau bisa melakukan transaksi melalui Link, ini bisa menjadi percepatan. Selain itu, Link ini juga diharapkan dapat dimanfaatkan bagi para pekerja Migran di luar negeri, dapat diakses dari UMKM, KUR, dan membeli rumah milenial yang mana Link ini bisa menjadi salah satu tools untuk memenuhi berbagai kebutuhan tersebut,” lanjut Erick.
Erick mengapresiasi integrasi hari ini sebagai suatu terobosan terhadap percepatan program digitalisasi. “Program integrasi Link tersebut telah berjalan selama 2 tahun sejak diluncurkan pada 2021 lalu. 2 tahun ini merupakan percepatan yang luar biasa. Saya harap ini menjadi akses yang mempermudah, mendorong program-program yang ada untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” tandasnya.
Menyasar infrastruktur pembayaran yang memfasilitasi perkembangan teknologi adalah langkah strategis untuk memposisikan Indonesia sebagai digital nation yang siap menghadapi
berbagai tren inovasi digital.
Meski begitu, kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai masih cukup tinggi setiap tahunnya. Hal ini mempertegas signifikansi keberadaan jaringan mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri) dan CRM (Mesin Setor Tarik) dalam mendukung kelancaran transaksi
keuangan.
Dalam menjawab tantangan tersebut, Kementerian BUMN mendorong HIMBARA untuk melakukan inovasi denganmengintegrasikan secara bertahap seluruh mesin ATM dan CRM di
bawah pengelolaan Jalin. Hal ini bertujuan untuk menyatukan empat layanan bank menjadi satu layanan yang terpadu (Link).