Melalui keempat pilar ini, Waskita berharap dapat mencapai visi sebagai perusahaan terdepan dalam membangun ekosistem yang berkelanjutan.
Baca Juga: Waskita Gunakan Inovasi BIM 5D Untuk Properti Milik PTBA
Ermy menjelaskan bahwa untuk pertumbuhan usaha, Waskita fokus pada perolehan Nilai Kontrak Baru (NKB). Untuk itu, perusahaan membentuk Komite Manajemen Risiko yang bertugas menilai risiko dan kelayakan proyek sebelum mengambil keputusan.
Selain itu, Waskita juga telah melakukan sentralisasi keuangan, sehingga pengelolaan keuangan menjadi lebih efisien. “Jadi pembayaran vendor langsung diatur oleh pusat,” tambahnya.
Waskita Karya juga telah menyelesaikan utang vendor sebesar Rp7 triliun, di mana 38 persen di antaranya adalah utang yang sudah lewat jatuh tempo. Capaian ini merupakan hasil dari transformasi tata kelola keuangan dan aset yang dilakukan selama dua tahun terakhir.
Pada 2024, perusahaan berhasil memberikan kontribusi pajak sebesar Rp2,9 triliun, meningkat 107 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam hal SDM, Waskita terus meningkatkan kompetensi pegawai melalui pelatihan dan sertifikasi.
Ermy menambahkan bahwa penguatan GRC juga menjadi fokus, termasuk pemenuhan Roadmap Perbaikan Manajemen Risiko. Beberapa komite di bawah direksi telah dibentuk untuk mendukung tata kelola perusahaan yang baik.
Baca Juga: Ini Dia Penampakan Perkantoran Hijau Besutan Waskita
Waskita juga melakukan transformasi digital dengan mengintegrasikan sistem ERP SAP S/4 HANA, Building Information Modelling (BIM), dan Last Planner System (LPS).