“Untuk sementara ini, karena tahapannya masih dalam proses pembenahan, kontribusi ke desa memang belum ada tapi ke depan, setiap wisatawan yang akan mengikuti susur sungai akan dikenakan tiket resmi seperti yang sudah diterapkan di Pantai Sedari,” ujar kang Ijay.
ia menjelaskan bahwa saat ini belum ada sistem tiket resmi untuk susur sungai. Pengunjung hanya membayar langsung kepada pemilik perahu dengan tarif sekitar Rp200.000 per trip, tergantung rute dan durasi perjalanan.
Sistem ini masih bersifat sementara, sambil menunggu penataan administrasi dan regulasi dari pihak desa.
Dukungan Pemerintah dan Strategi Promosi
Pemerintah Desa Sedari bersama Dinas Pariwisata Kabupaten Karawang terus mendampingi pengembangan wisata ini.
Sejumlah langkah telah dilakukan, termasuk pembuatan akun media sosial untuk mempromosikan destinasi, serta peningkatan kapasitas pengelola wisata.
“Dinas Pariwisata sudah memberikan support yang cukup baik. Kami dituntut agar bisa bersaing dengan destinasi wisata lain, apalagi wisata susur sungai ini tergolong langka dan punya nilai jual tersendiri,” jelas kang ijay.
Pemerintah desa menyadari bahwa tantangan ke depan adalah menjaga keberlanjutan wisata agar tidak hanya ramai saat momen tertentu seperti libur Lebaran atau Tahun Baru.
Oleh karena itu, promosi digital dan kerja sama dengan komunitas wisata terus digalakkan.
“Kami berharap wisata ini tidak hanya musiman. Dengan promosi yang konsisten dan dukungan dari semua pihak, wisata susur sungai bisa menjadi andalan desa dan sumber ekonomi jangka panjang,” tutupnya. [Rahim]