Tidak seperti investor yang menyukai apartemen prelaunching atau under construction yang harganya masih rendah.
“End user lebih memilih apartemen siap huni. Sedangkan investor menyukai apartemen under construction untuk mendapatkan capital gain. Tapi, sekarang stok apartemen under construction sangat sedikit,” ujar Ferry.
Baca Juga: BTN Sambut Positif Stimilus Bebas PPN Properti
Sebab itu komposisi pasar pun berubah. Jumlah orang yang membeli apartemen sebagai investasi, lebih sedikit dibanding yang membelinya untuk dipakai sendiri (end user).
“Saat ini investor tinggal 46 persen, sedangkan end user 54 persen. Sebelumnya 60 persen pembeli apartemen itu investor, 40 persen end user,” jelasnya.
Karena pasar saat ini didominasi end user, developer cenderung menahan harga, tidak menaikkannya. Developer bahkan menawarkan aneka diskon dan kemudahan cara bayar untuk menarik pembeli.
Sebab itu tahun ini menurut Colliers, merupakan momen yang tepat membeli apartemen. Apalagi ada insentif free PPN 11% yang dilansir pemerintah untuk properti siap huni seharga hingga Rp5 miliar/unit. Harga apartemennya pun bisa makin rendah.
“Tentunya dengan catatan, membeli dengan kehati-hatian dengan melihat potensi pertumbuhan nilai apartemennya,” kata Ferry dalam media briefing property market analysis Triwulan IV-2023 versi Colliers Indonesia di Jakarta pekan lalu yang dilaksanakan secara daring.
Awal Kebangkitan Pasar
Berdasarkan analisis yang mencakup wilayah Jakarta, Surabaya, dan Bali, Colliers memperkirakan tahun ini akan menjadi awal kebangkitan pasar apartemen setelah sejak sebelum pandemi Covid-19 lesu. Karena itu menjadi momentum yang tepat untuk membeli. Pertama, karena itu tadi, harganya yang stagnan.