URBANCITY.CO.ID – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sudah mencanangkan program pembangunan 3 juta rumah setiap tahun. Sebanyak 2 juta unit dikembangkan di pedesaan, 1 juta unit di perkotaan.
Di pedesaan bentuk program bisa pembangunan rumah baru atau renovasi rumah eksisting dan lingkungannya. Sedangkan di perkotaan yang lahannya terbatas, program berupa pembangunan rumah susun atau apartemen (strata atau sewa) dengan harga terjangkau (affordable).
Konsultan properti Cushman & Wakefield melalui Marketbeat Q3-2024 yang dipublikasikan akhir pekan lalu menyatakan, program pembangunan 1 juta unit apartemen di perkotaan itu akan mendorong peningkatan permintaan apartemen strata (kondominium) di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek).
Alasannya, rencana ambisius itu membuat kepemilikan hunian di perkotaan makin terbuka bagi lebih banyak orang, karena harganya lebih terjangkau.
Hal itu akan membuat investor kondominium kembali bergairah, yang selanjutnya mendorong keberanian developer mengembangkan proyek baru terutama di segmen menengah.
“Program (pembangunan satu juta apartemen) itu akan men-drive permintaan apartemen di Jabodetabek terutama di segmen menengah,” tulis Cushman.
Apalagi hal itu didukung pembangunan infrastruktur yang masif di Jabodetabek, seperti MRT, LRT, dan jalan tol, ditambah insentif keuangan dan pembiayaan baik dari pemerintah maupun lembaga keuangan.
Jabodetabek adalah pasar apartemen terbesar di Indonesia, dengan share sekitar 55-60 persen. Selebihnya pengembangan apartemen tersebar di sejumlah kota besar seperti Surabaya dan sekitarnya, Bandung, Semarang, Bali, Medan, Batam, Yogyakarta, dan Makassar.