URBANCITY.CO.ID – Tidak ada pasokan baru yang memasuki pasar perkantoran di pusat bisnis utama (CBD) Jakarta tahun ini dan tahun depan, sehingga jumlah pasokan ruang kantor kumulatif tetap 7,4 juta m2 dalam setahun ke depan.
Hal itu terungkap dari analisis pasar properti megapolitan Jakarta (Jabodetabek) versi konsultan properti Cushman & Wakefield bertajuk “Ulasan 2024 dan Proyeksi 2025” yang dipublikasikan pekan lalu.
“Pasokan baru ruang perkantoran di Jakarta diperkirakan memasuki pasar paling cepat tahun 2026, yaitu sekitar 62.000 m2,” kata Arief Rahardjo, Director of Strategic Consulting of Cushman & Wakefield.
Sementara penyerapan bersih ruang perkantoran selama tahun 2025 diperkirakan mencapai 170.000 m2. Dengan penyerapan pasar sebesar itu, di pihak lain tidak ada pasokan baru, tingkat kekosongan ruang perkantoran di CBD Jakarta diperkirakan makin turun menjadi 20,7 persen.
Sebelumnya melalui Marketbeat Triwulan III 2024, Cushman melaporkan, permintaan ruang perkantoran sewa di Jakarta terus membaik. Sebagian besar berasal dari penyewa yang berencana melakukan relokasi kantor tahun depan.
Pada triwulan III-2024 penyerapan bersih mencapai 53.500 m2, sehingga total penyerapan bersih selama 9 bulan pertama 2024 menjadi 123.800 m2.
Sebagian besar penyerapan masih disumbang perkantoran grade A (sekitar 74 persen), diikuti perkantoran grade B sekitar 19 persen, dan perkantoran grade C sekitar 7 persen.
Tingkat hunian ruang perkantoran di CBD Jakarta secara keseluruhan meningkat 0,7 persen, menjadi 74,7 persen pada akhir September 2024. Dengan kata lain tingkat kekosongan ruang perkantoran di CBD Jakarta sampai akhir September 2024 mencapai 25,3 persen.