URBANCITY.CO.ID – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan realisasi asumsi dasar ekonomi makro 2024 dalam konferensi pers Realisasi APBN 2024 di Jakarta, Senin (6/1/2025).
Sebagian besar asumsi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 tersebut di bawah target.
Nilai tukar rupiah misalnya, diasumsikan rata-rata Rp15.000 per dolar AS (USD), realisasinya rata-rata 2024 sebesar Rp16.162/USD.
“Nilai tukar rupiah terus mengalami tekanan karena berbagai faktor global, termasuk policy (bank Sentral AS The Fed soal bunga acuan) Fed Fund Rate, penguatan dolar (diikuti dengan) capital outflow (pelarian modal asing portofolio dari Indonesia),” kata Menkeu.
Imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun yang diasumikan rata-rata 6,7 persen, realisasinya rata-rata 7 persen sehingga pemerintah harus membayar bunga utang lebih besar.
Realisasi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) 2024 mencapai USD71,6 per barel, jauh di bawah asumsi dalam APBN 2024 sebesar USD82 per barel.
Sementara lifting minyak bumi yang diasumsikan 635 ribu barel per hari (BPH), realisasinya hanya 571,7 ribu BPH (sampai November 2024). Sedangkan lifting gas yang diasumsikan 1,03 juta barel setara minyak per hari (BSMPH), realisasinya hanya 973 BSMPH (sampai November 2024).
Sebaliknya, realisasi inflasi 2024 sebesar 1,57 persen (year on year/yoy), jauh di bawah asumsi yang ditetapkan di APBN 2024 sebesar 2,8 persen.
Baca juga: IMF: Transformasi Ekonomi Indonesia Luar Biasa, Tapi Pertumbuhan 2024-2029 Akan Stagnan di 5 Persen