Yang kedua, PSSI ingin jaring pemain muda diaspora di Eropa, termasuk Belanda. “Kedua, Gerald Vanenburg dan Frank van Kempen akan berusaha merekrut pemain lokal (Belanda) ke tim U-23 dan U-20. Terakhir, menarik lebih banyak pemain kompetitif di negara dengan 280 juta penduduk dalam jangka panjang,” imbuh Pastoor.
Tapi, proyek itu gagal setelah kegagalan kualifikasi. PSSI pecat seluruh tim pelatih Belanda, ikut desakan publik yang minta strategi baru.
Baca Juga: MoU PSSI dan RS Abdi Waluyo. Erick Thohir, Sports Science Penting Dalam Transformasi Sepakbola
Soal pemecatannya, Pastoor bilang dia dan tim sudah kerja keras. “Baik di lapangan maupun di staf kepelatihan, kami berusaha menjelaskan kepada para pemain apa yang diharapkan dari mereka,” terang Pastoor.
“Saya rasa kami telah melakukan itu mati-matian, tapi ternyata itu tidak cukup. Terlebih untuk mengalahkan negara-negara sekaliber (Irak-Saudi) ini,” sambungnya.
Dia akui, perbedaan pengalaman dan kualitas jadi faktor utama kesulitan Garuda di level Asia. Meski cuma sembilan bulan bersama Kluivert, Pastoor tetap optimis soal masa depan sepak bola Indonesia.
“Ada begitu banyak antusiasme di sana tentang sepak bola dan pada awalnya tentang kehadiran kami juga,” sebutnya.
Sementara itu, siapa yang ganti Kluivert? Publik masih nunggu. Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Taufik Hidayat bilang, pembahasan resmi Kemenpora dan PSSI baru besok, 21 Oktober 2025. “Belum diumumkan. Besok baru mau rapat,” ujar Taufik kepada media di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Senin, 20 Oktober 2025.