“Melalui akses pembiayaan yang lebih luas, kami ingin memastikan mereka memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan mandiri secara ekonomi. Ini bukan sekadar tentang kredit, tetapi tentang membuka ruang bagi perempuan untuk menjadi penggerak perubahan,” ujar Bayu di Jakarta, akhir pekan lalu.
Baca Juga: Bank Mandiri Salurkan KUR Rp9,01 Triliun Untuk 77.500 UMKM
Tak berhenti di pembiayaan, Bank Mandiri juga menghadirkan program-program pendukung. Melalui Rumah BUMN, mereka telah membina lebih dari 15.549 pelaku UMKM, banyak di antaranya perempuan yang mendapat pendampingan dan pelatihan untuk tingkatkan daya saing produk.
Ada pula Mandiri Sahabatku, yang edukasi literasi keuangan kepada lebih dari 21 ribu Pekerja Migran Indonesia (PMI)—sebagian besar perempuan—agar mereka bisa kelola keuangan mandiri. Bahkan, Mandiri Sahabat Difabel membuka peluang bagi perempuan penyandang disabilitas untuk ikut serta dalam kegiatan ekonomi.
Komitmen ini juga tercermin di internal bank. Hingga kini, 52% karyawan Bank Mandiri adalah perempuan, dengan 46% di posisi manajerial atau lebih tinggi. Kesetaraan gender bukan lagi slogan, tapi sudah tertanam dalam DNA perusahaan, dari strategi bisnis hingga struktur organisasi.
Baca Juga: Bank Mandiri Dukung Keberlanjutan dengan Daur Ulang dan Akses Air Bersih
Atas semua itu, Bank Mandiri mendapat penghargaan Katadata ESG Awards di ajang Sustainability Action for The Future Economy (SAFE) 2025. Penghargaan ini mengakui upaya mereka kuatkan pilar sosial ESG lewat inklusi, kesetaraan, dan pemberdayaan manusia.