NEMIE yang berstatus proyek strategis nasional (PSN) telah mendapatkan Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI) pada Agustus 2024. Karena berstatus PSN, keamanan operasinya melibatkan TNI/Polri.
Mengutip data Kementerian Investasi/BKPM, Airlangga mengungkapkan, hingga Juni 2024 total investasi untuk hilirisasi nikel, terutama terkait pembangunan smelter dan pabrik baterai kendaraan listrik (EV), mencapai USD30 miliar atau sekuitar Rp462 triliun.
Dalam lima tahun terakhir, lebih dari 2.000 GWh kapasitas baterai lithium-ion telah digunakan secara global, guna mendukung 40 juta kendaraan listrik dan ribuan proyek energy storage.
Baca juga: Presiden Resmikan Pabrik Baterai Listrik Terintegrasi Rp160 Triliun
Indonesia dengan kekayaan critical minerals-nya berpotensi menjadi pemain kunci dalam produksi baterai EV global, karena bisa menyuplai baterai EV 210 GWh per tahun. Karena itu berbagai negara melihat Indonesia penting menjadi bagian dari critical minerals global.
“Indonesia sedang bicara dengan Amerika Serikat terkait critical minerals agreement. Juga dengan Uni Eropa, Kanada dan Australia. Kalau Indonesia-Kanada dan Indonesia-Australia bergabung, kekuatan dari ekosistem EV makin kokoh baik berupa lithium maupun nikel, bahkan yang berbasis sodium,” jelas Menko Airlangga.
Ia menyebutkan, keberadaan kawasan industri di Morowali yang merupakan sentra nikel di Indonesia, berkontribusi besar terhadap pertumbuhan perekonomian wilayah itu.
Tahun lalu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Morowali tumbuh 20,34 persen dengan kontribusi industri pengolahan nikel mencapai 72,72 persen. Sementara nilai PDRB/kapitanya mencapai Rp927,23 juta, tertinggi di Indonesia didorong ekspor komoditas nikel.