URBANCITY.CO.ID – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan, perekonomian Indonesia ke depan akan makin baik dengan tetap mewaspadai sejumlah tantangan global yang meningkat.
Yaitu, perlambatan dan divergensi pertumbuhan ekonomi global, penurunan inflasi dunia yang lambat, suku bunga negara maju (AS) yang masih akan bertahan tinggi, kuatnya uang dolar Amerika Serikat (AS), serta pelarian modal dari negara berkembang ke negara maju terutama AS.
Optimisme itu disampaikan Perry dalam pidatonya di Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024 di Jakarta akhir pekan lalu, seperti dikutip keterangan resmi BI melalui Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Ramdan Denny Prakoso, Sabtu (30/11/2024).
Menurut Perry, BI memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 berada di kisaran 4,8-5,6 persen, dan meningkat menjadi 4,9-5,7 persen pada 2026.
Pertumbuhan ekonomi itu didukung konsumsi swasta, investasi, dan kinerja ekspor yang cukup baik. Inflasi akan tetap terkendali dalam rentang sasaran 2,5±1% pada 2025 dan 2026, didukung konsistensi kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
“Kunci (menjaga perekonomian tetap baik) itu adalah sinergi (kebijakan untuk) memperkuat stabilitas dan transformasi ekonomi nasional, menghadapi berbagai tantangan yang makin kompleks ke depan,” kata Perry. Sinergi kebijakan itu meliputi lima area penting.
Yakni: (1) stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, (2) pertumbuhan ekonomi domestik melalui peningkatan konsumsi dan investasi, (3) peningkatan produktivitas dan kapasitas ekonomi nasional, (4) pendalaman pasar keuangan untuk pembiayaan perekonomian, dan (5) digitalisasi sistem pembayaran dan ekonomi keuangan digital nasional.