Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Mei 2024 turun 0,63 persen dibanding 2023. Demikian juga ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 14,90 persen. Sedangkan ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 5,90 persen.
Ekspor nonmigas Mei 2024 terbesar ke Tiongkok senilai USD4,73 miliar, disusul Amerika Serikat USD2,18 miliar, dan India USD1,95 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,39 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing USD3,79 miliar dan USD1,61 miliar.
Sementara impor migas Mei 2024 tercatat USD2,75 miliar, turun 7,91 persen dibanding April, atau turun 12,34 persen dibanding Mei 2023.
Sedangkan impor nonmigas Mei 2024 senilai USD16,65 miliar, naik 19,70 persen dibanding April 2024, dan turun 8,23 persen dibanding Mei 2023.
Baca juga: Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Mei Naik Jadi USD2,93 Miliar
Dari 10 golongan barang utama nonmigas Mei 2024, hanya serealia yang mengalami penurunan senilai USD49,5 juta (7,70 persen) dibanding April 2024. Sementara peningkatan impor terbesar terjadi pada mesin/peralatan mekanis dan bagiannya USD670,3 juta (30,17 persen).
Impor kumulatif Januari-Mei tercatat USD101,32 miliar dengan tiga negara menjadi pemasok barang impor nonmigas terbesar, dengan impor dari Tiongkok paling dominan mencapai USD27,10 miliar (35,45 persen).
Disusul Jepang USD5,35 miliar (6,99 persen), dan Thailand USD4,08 miliar (5,35 persen). Kemudian impor nonmigas dari ASEAN USD13,44 miliar (17,58 persen) dan Uni Eropa USD4,90 miliar (6,41 persen).