VKTR dan Pertamina NRE nantinya akan membentuk suatu joint venture (JV) atau usaha patungan yang akan menyediakan kendaraan listrik untuk kebutuhan Transjakarta atau perusahaan-perusahaan lain yang membutuhkan.
Dengan menyediakan belanja modal (CAPEX) yang memadai, nantinya Transjakarta atau perusahaan-perusahaan yang membutuhkan hanya membayar sewa atau membayar rupiah per kilometer pakai kepada JV ini.
Baca Juga: Forum Wartawan ESDM Gelar Diskusi Prospek Energi 2024
“Hal ini tentu akan sangat meringankan para pelanggan terutama Transjakarta yang membutuhkan armada yang besar kedepannya,” kata John.
Kemitraan ini pada tahap awal akan berfokus pada bus sebagai transportasi massal, tetapi pada akhirnya bisa berkembang ke segmen kendaraan komersial seperti truk dan kendaraan lainnya
Dirancang untuk kemudahan implementasi, e-MaaS membuka peluang bagi VKTR untuk mendukung entitas seperti TransJakarta dan Ibu Kota Nusantara dalam mengembangkan infrastruktur yang diperlukan untuk adopsi kendaraan listrik secara luas.
Saat ini, Indonesia mengoperasikan lebih dari 260.000-unit bus terdaftar yang mewakili pasar total sekitar US$ 50 miliar. Adapun target dari JV ini adalah mencapai angka penjualan 10,000 unit kendaraan listrik di tahun 2030.
“Dengan demikian, transisi dari model CAPEX menjadi model belanja operasional (OPEX) ini akan mempercepat adopsi luas kendaraan listrik di Indonesia,” pungkas John.
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS