Srihadi juga belajar seni rupa di Ohio State University, Amerika Serikat, 1960-1962. Karya-karyanya menghiasi pameran di Indonesia, Amerika Serikat, Australia, hingga Brazil. Tahun 1971 ia menerima penghargaan kebudayaan dari pemerintah Indonesia, dan Australia tahun 1973.
Tahun 1978 dan 1987 Srihadi meraih penghargaan tertinggi pada Pameran Dua Tahunan di Jakarta. Pengakuan bergengsi itu mengukuhkan posisinya sebagai tokoh seni rupa Indonesia. Ia membagi ilmu dan semangatnya dengan menjadi dosen seni lukis di IKJ dan ITB.
Dalam “Bedoyo Ketawang-Energi Kecantikan Batin” (Bedoyo Ketawang-Energy of Inner Beauty; 2010, 95 x 60 cm; oil on canvas), Srihadi menggambarkan keindahan unik tari Keraton Surakarta yang hanya ditampilkan pada acara-acara khusus di lingkungan keraton.
Ketiga penari berdandan dari ujung kepala sampai ujung kaki, menyerupai pengantin putri dari Istana. Mereka mengenakan sanggul emas berhiaskan melati putih yang menjuntai hingga ke pinggang, disertai kalung indah berwarna tembaga.
Tarian ini memancarkan energi, keanggunan, dan kewibawaan, ditangkap dan digambarkan dengan terampil oleh Srihadi melalui sapuan kuas dan transisi warna.
Para penari mengenakan pakaian hitam dengan sedikit warna ungu dan coklat. Selendang warna merah yang diikat dengan ikat pinggang emas menambah kesan gerak, dengan memasukkan guratan yang mengarahkan pandangan ke tangan penari.
