Pihak Panti Asuhan didampingi Tim LPER menyebutkan populasi 10 ribu ekor ayam layer per cluster berpotensi menyediakan 4,32 juta butir telur selama satu siklus produksi terhitung umur 20-95 minggu.
Baca juga: Rasio Kecukupan Modal Bank Merosot, OJK Minta Bank Rutin Lakukan Stress Test
Sementara Agung bersama tim PKH menghitung skema petelur skala mikro kecil seperti yang diterapkan di panti ini akan memiliki omset harian 13 juta atau 394 juta per bulan sehingga bila dilakukan oleh masyarakat dapat mendongkrak perputaran ekonomi setempat.
Agung menegaskan cluster petelur secara presisi bila dikaitkan dengan program MBG, akan mampu menyediakan telur untuk 12 ribu orang penerima manfaat selama satu tahun atau akan mengcover 4 unit centra kitchen (unit pelayanan) basis kecamatan. “Manfaat lebih luas dari skema cluster peternakan seperti di Panti akan meningkatkan asupan gizi masyarakat setempat dengan harga terjangkau, tidak lagi melalui rantai tata niaga yang panjang”, pungkasnya.
Ia mengapresiasi langkah Panti Asuhan yang mengembangkan model usaha mandiri ini sehingga turut andil membantu pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Baca juga: Kini Nunggak Pinjol Bisa di-Blacklist Bank
Mengakhiri kunjungannya, Agung berpesan pola ini dapat direplikasi dan dikembangkan lebih luas lagi cakupan wilayah nya dengan tetap mengedepankan prinsip kelayakan ekonomi, kemandirian, keberlanjutan dan skala kerakyatan. (***)