“Terjaganya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan PMTB, serta meningkatnya sektor konstruksi tersebut merupakan implikasi dari upaya yang telah dijalankan pemerintah dalam menstimulasi perekonomian nasional pada triwulan IV-2023 lalu,” paparnya.
Baca Juga: Investor Daily Summit 2023 dan Optimisme Pertumbuhan Ekonomi
Upaya tersebut antara lain stimulus sektor perumahan melalui kebijakan pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) dan pemberian subsidi biaya administrasi bagi perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Kemudian, penebalan bantuan sosial (bansos) untuk mitigasi El Nino dan menjaga daya beli, serta akselerasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) untuk penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Secara spasial, seluruh wilayah di Indonesia juga terus mengalami penguatan dengan dominasi kontribusi terbesar kepada produk domestik bruto (PDB) nasional berasal dari Pulau Jawa yakni mencapai 57,05 persen.
“Pertumbuhan ekonomi yang signifikan juga dicapai oleh Maluku Utara 20,49 persen dan Sulawesi Tengah 11,91 persen, yang ditopang oleh kinerja industri pengolahan logam dasar sebagai implikasi dari kebijakan hilirisasi,” imbuh Menko Airlangga.
Dengan berbagai capaian kondisi perekonomian nasional tersebut, Indonesia mampu menjadi salah satu negara yang tumbuh kuat dan persisten berada di level yang tinggi dibandingkan dengan sejumlah negara lain.
Baca Juga: Dirut BNI Optimistis Ekonomi Indonesia Semakin Kuat
Pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang tahun 2023 mampu melampaui beberapa negara mitra seperti Malaysia (3,77 persen) dan Republik Korea (1,36 persen), serta lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi negara G20 seperti Amerika Serikat (2,5 persen), Perancis (0,9 persen) maupun Jerman yang mengalami kontraksi (minus 0,3 persen).