Menurut pemerintah, proyek strategis ketenagalistrikan yang diresmikan ini tidak hanya menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam mempercepat penyelesaian infrastruktur energi, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju kemandirian energi berbasis sumber daya berkelanjutan.
BACA: Genjot Efisiensi, Prabowo: Pemerintah Telah Hasilkan Penghematan Anggaran yang Cukup Besar
PLTA Jatigede
Salah satu proyek kelistrikan yang diresmikan adalah PLTA Jatigede, yang dibangun di Bendungan Jatigede, Kabupaten Sumedang. Sebagai salah satu proyek unggulan dalam program percepatan infrastruktur energi, PLTA ini berkapasitas 110 MW (2×55 MW) dan mampu melistriki lebih dari 71.923 rumah, mengurangi emisi CO2 sebesar 415.800 ton pertahun, serta menyerap 485 orang tenaga kerja lokal.
Proyek lainnya adalah PLTA Asahan III berkapasitas 174 MW (2×87 MW) di hulu sungai Asahan, Kabupaten Toba Samosir, Sumatra Utara. PLTA ini ditargetkan dapat melistriki lebih dari 113.769 rumah dan mengurangi emisi CO2 sebanyak 688.610 ton per tahun.
Pembangunan proyek pembangkit energi bersih ini menyerap 1.952 orang pekerja lokal dan melibatkan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) setempat. Proyek ini menjadi Proyek Strategis Nasional bagi Indonesia dalam pengembangan EBT dan menjadi proyek pembangunan PLTA tercepat.
BACA: Prabowo Dorong Keterlibatan Swasta di Pembangunan Infrastruktur, Termasuk Sektor Perumahan
Selain kedua PLTA terintegrasi tersebut, Prabowo juga meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Ibu Kota Nusantara (IKN) yang mendukung pemanfaatan 100 persen energi hijau di IKN. PLTS dengan kapasitas 50 MW Alternating Current (MWac) atau 72 Megawatt Peak (MWp) ini dilengkapi teknologi Battery Energy Storage System (BESS) sebesar 10,32 MWh.