Bahkan, IKM pangan mampu menyerap sekitar 3,8 juta tenaga kerja sehingga menjadikannya sebagai industri padat karya. Adapun kontribusi IKM pangan terhadap PDB Nasional adalah sebesar 1,33%.
Baca Juga: Industri Tekstil Paling Pesimis, Kemenperin Minta Permendag 8/2024 Direvisi
Reni menegaskan, pemerintah berkomitmen menjadikan IKM sebagai salah satu prioritas dalam kebijakan ekonomi. Ditjen IKMA terus melakukan pembinaan terhadap IKM pangan melalui berbagai insentif dan program kegiatan.
Tujuannya, mendorong agar IKM Indonesia semakin unggul, mampu menghadapi persaingan tinggi dan menjadi rantai supply bagi industri pangan lainnya, baik industri kecil, menengah dan besar.
Selain itu, juga dapat bermitra dengan sektor ekonomi lainnya seperti sektor hotel, restoran, dan cafe (horeca).
Pada penyelenggaraan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia tahun 2024, Kementerian Perindustrian berperan sebagai campaign manager Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menjalankan tugasnya, Kemenperin menggelar berbagai kegiatan untuk menunjang pengembangan pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) dari berbagai komoditas produk di Provinsi NTB.
Baca Juga: Pacu IKM Kerajinan Logam Tumang Jangkau Pasar Dunia
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) adalah Workshop Sistem Keamanan Pangan bagi IKM Pangan Unggulan di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 8 – 9 Juli 2024 diikuti oleh 30 IKM pangan unggulan yang berasal dari Kota Mataram, Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten Sumbawa.