Berkebalikan dengan ekspor, nilai impor Indonesia Juli 2024 meningkat 17,82 (mtm) atau sekitar 2,5 kali lipat ekspor, mencapai USD21,74 miliar, dibanding Juni 2024 atau 11,07 persen dibanding Juli 2023 (yoy).
Impor migas tercatat USD3,56 miliar, naik 8,78 persen dibanding Juni 2024 atau 13,59 persen dibanding Juli 2023. Impor nonmigas USD18,18 miliar, melesat 19,76 persen dibanding Juni 2024 atau 10,60 persen dibanding Juli 2023.
Dari 10 golongan barang utama nonmigas Juli 2024, mesin/peralatan mekanis dan bagiannya mengalami peningkatan impor terbesar senilai USD555,4 juta (21,25 persen) dibanding Juni 2024.
Sedangkan instrumen optik, fotografi, sinematografi, dan medis menjadi satu-satunya golongan barang utama nonmigas yang menurun menjadi USD58,7 juta (11,75 persen).
Secara akumulatif, impor Januari–Juli 2024 meningkat USD3.080,7 juta (2,40 persen) tahun lalu, karena peningkatan impor migas USD1.793,2 juta (9,07 persen) dan nonmigas USD1.287,5 juta (1,19 persen).
Peningkatan impor migas terutama dipicu oleh bertambahnya impor minyak mentah USD109,1 juta (1,77 persen) dan hasil minyak USD1.684,1 ribu (12,39 persen).
Menurut golongan penggunaan barang, dalam akumulasi impor Januari–Juli 2024 hanya golongan barang modal yang turun USD1,8 juta (0,01 persen) dibanding Januari-Juli 2023.
Sementara golongan bahan baku/penolong dan barang konsumsi meningkat masing-masing USD2.444,1 juta (2,60 persen) dan USD638,4 juta (5,38 persen).
Untuk nonmigas, pemasok utama selama Januari–Juli 2024 masih Tiongkok USD38,97 miliar (35,49 persen), disusul Jepang USD7,88 miliar (7,18 persen), dan Thailand USD5,73 miliar (5,21 persen). Kemudian negara-negara ASEAN USD19,59 miliar (17,84 persen) dan Uni Eropa USD7,09 miliar (6,45 persen).