URBANCITY.CO.ID – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Triwulan IV – 2023 (y-on-y), industri pengolahan menjadi penyumbang pertumbuhan tertinggi bagi perekonomian, yakni sebesar 0,85%.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita meyebut, industri pengolahan juga menjadi sumber pertumbuhan tertinggi pada tahun 2023 (c-to-c), sebesar 0,95%. Di 2023, sektor industri pengolahan tumbuh 4,64% (c-to-c).
Sepanjang tahun 2023, industri pengolahan mencatatkan kinerja yang impresif dan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Hal ini bisa dilihat dari Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia pada Triwulan IV – 2023 yang mencapai 51,20% atau masih berada di zona ekspansi.
Baca Juga: Kemenperin Serius Dongkrak Konsumsi Daging Lokal. Buktinya?
Selain itu, kapasitas produksi terpakai pada periode yang sama mencapai 73,91%, meningkat dibandingkan Triwulan IV – 2022 yang sebesar 71,49%. Ini menandakan industri pengolahan masih menunjukkan peningkatan aktivitas produksi.
”Di tengah kondisi perekonomian dunia yang melemah, industri pengolahan tetap tumbuh dan berhasil lepas dari krisis yang terjadi pada 2023. Ini merupakan resiliensi sektor industri manufaktur Indonesia,” ujarnya di Jakarta, dikutip Urbancity.co.id, Senin, 12 Februari 2024.
Menurut Menperin, sepanjang 2023 perekonomian dunia dibayangi oleh perdagangan global yang mengalami kontraksi, akibat penurunan nilai perdagangan barang. Namun, industri pengolahan masih tumbuh stabil, didukung oleh permintaan domestik dan global.