“Bambu-bambu itu berasal dari Wonogiri, Magelang, dan Purworejo, dengan kriteria khusus. Yaitu, lurus dengan panjang 8 meter dan diameter 8–10 cm,” tulis keterangan BPJT. Selain sistem matras bambu, penguatan kondisi tanah jalan tol Semarang-Demak seksi 1 juga dilakukan melalui pemasangan material pengalir vertikal pre-fabrikasi atau PVD, dan pembebanan dengan material pasir laut yang diambil menggunakan Trailing Suction Hopping Dredger atau TSHD.
Dijelaskan, pilihan pondasi matras bambu pada seksi 1 jalan tol Semarang-Demak juga dimaksudkan untuk mendukung keberlanjutan ekosistem laut. Matras bambu itu kelak akan terendam laut dan menjadi bagian dari terumbu karang selain menambah kekuatan struktural di bawah air. Pembangunan jalan tol Semarang-Demak juga disebut tetap melindungi kawasan mangrove di pesisir Pantai Utara Jawa.
Selain itu jalan tol Semarang-Demak seksi 1 juga berfungsi mengatasi permasalahan banjir rob di Semarang Timur, dengan cara membendung air melalui sistem polder. Yaitu, melalui pembangunan tanggul laut yang dilengkapi dengan kolam retensi, pompa, pintu air, dan sistem drainase regional.
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS