“Oleh karena itu, pelaku industri harus siap untuk mengembangkan produk yang inovatif dan memiliki nilai jual yang kuat,” tambahnya.
Baca Juga: Kemenperin Audit Surveilans, Pastikan Penerapan Industri Hijau di Indonesia
Reni juga menekankan pentingnya setiap IKM untuk memiliki segmen pasar yang jelas agar strategi pemasaran dan branding dapat berjalan efektif.
“Produk kosmetik dan obat tradisional memiliki segmentasi pasar yang beragam, seperti mass market, premium market, maupun niche market seperti produk halal, vegan, atau organik. Kami menganjurkan pelaku IKM melakukan riset terlebih dahulu untuk menentukan target pasar yang sesuai,” ujarnya.
Penjenamaan yang baik juga harus diimbangi dengan positioning dan diferensiasi yang kuat. Reni menjelaskan, “Setiap jenama kosmetik dan obat tradisional perlu menunjukkan keunggulan dan ciri khas mereka, misalnya dari inovasi formula, teknologi produksi, kemasan ramah lingkungan, maupun storytelling yang kuat.”
Sebagai langkah untuk memperkuat branding IKM kosmetik dan obat tradisional, Ditjen IKMA mengadakan webinar bertajuk “Menentukan Target Pasar & Diferensiasi Produk.”
Baca Juga: Kemenperin Gelar Bazar Ramadan, Penuhi Kebutuhan Pokok Masyarakat
Webinar ini diadakan pada Jumat (14/3) dan menghadirkan praktisi sukses seperti Henry Suhardja dari jenama wewangian “Follow Me” dan Andreas, Brand Manager dari PT Sinde Budi Sentosa.
Budi Setiawan, Direktur IKM Kimia, Sandang dan Kerajinan, berharap peserta dapat terbantu dalam menentukan target pasar dan diferensiasi produk.