Kenaikan harga saham dalam 3 tahun terakhir tersebut merupakan yang tertinggi kedua di antara empat bank terbesar di Indonesia. Juga, jika dibandingkan dengan indeks IDX Finance, kenaikan saham BBNI tercatat 13 kali lebih tinggi.
Dalam tiga tahun terakhir, IDX Finance hanya mencatatkan kenaikan sebesar 12%. Secara fundamental, BNI mencatatkan Return on Equity (RoE) sebesar 15,2% pada 2023, meningkat sebesar 120 basis poin dari posisi 14% pada tahun 2019.
Pencapaian ini diperoleh di tengah peningkatan nilai modal atau ekuitas, yang menggambarkan peningkatan tingkat profitabilitas perusahaan.
Baca Juga: Jembatani Diaspora, BNI Sukses Bawa UMKM Sidoarjo Ekspor Keripik Singkong ke Belanda
Hasil positif ini diperoleh dari perbaikan fundamental, termasuk kontribusi fee-based income, efisiensi operasional, serta kualitas aset. Sepanjang periode 2020-2023, BNI mampu mencatatkan pertumbuhan kredit rata-rata sebesar 7,9% per tahun.
Pertumbuhan kredit utamanya berasal dari segmen prospektif dengan risiko rendah. Segmen ini menghasilkan penurunan profil risiko yang tergambar dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk risiko kredit yang turun dari 82% pada tahun 2019 menjadi 73% pada tahun 2023.
Sebelumnya, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, perbaikan kualitas aset dilakukan sebagai langkah strategis untuk memastikan bisnis perusahaan tetap berkelanjutan dalam jangka panjang di tengah dinamika ekonomi global yang terus berubah.
“Transformasi tiga tahun terakhir telah menjadi titik balik yang memperkuat fondasi bisnis BNI. Kami melihat program transformasi ini lebih dari sekadar inisiatif. Ini adalah sebuah langkah besar yang menandai dedikasi dan komitmen kami untuk terus tumbuh, berkembang, dan beradaptasi terhadap perubahan di tingkat nasional dan global,” katanya.