URBANCITY.CO.ID – Hendrik (32 tahun), karyawan pabrik di Cileungsi, Kabupaten Bogor, bergegas merealisasikan pembelian rumah subsidi karena khawatir harganya makin tinggi dan kuotanya habis.
Selain itu ia juga tidak mau keluarganya selamanya hidup di kontrakan, dan setiap beberapa tahun harus pindah karena sewanya selalu dinaikkan oleh pemiliknya.
Hendrik memilih membeli rumah subsidi di Permata Puri Harmoni 2 yang dikembangkan Vista Land di Cileungsi, Kabupaten Bogor (Jawa Barat).
“Kalau tidak dipaksakan sekarang (membeli rumah), keluarga saya akan terus hidup nomaden,” katanya di sela-sela akad kredit (KPR) rumah subsidi massal dengan Bank BTN di lokasi perumahan Permata Puri Harmoni 2 awal Januari lalu, seperti dikutip keterangan resmi Vista Land akhir pekan lalu.
Hal senada diutarakan Wati (27 tahun) yang datang bersama suaminya ke acara akad KPR rumah subsidi dengan skim Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) itu.
Sebelumnya dia berencana mengajukan KPR FLPP setelah hari pencoblosan tanggal 14 Februari 2024. Tapi, setelah tahu kuota KPR FLPP tahun ini terbatas dan peminatnya banyak, dia pun mengajukan kredit rumah itu sekarang.
“Kami mengajukan permohonan KPR FLPP secara joint-income. Alhamdullilah disetujui dan bisa akad kredit hari ini. Yang penting kami bisa punya rumah pertama dulu. Jadi, tidak perlu lagi keluar uang untuk sewa rumah Rp12 juta sampai Rp14 juta per tahun (seperti saat ini),” kata perempuan yang suaminya bekerja di sebuah perusahaan swasta di Bekasi itu.