Ia menyebutkan, besarnya animo MBR membeli rumah subsidi itu antara lain karena mereka khawatir kehabisan kuota. Apalagi, tahun lalu ada 16.000 pengajuan KPR subsidi dengan skim FLPP yang dipending, dan baru direalisasikan sekarang yang otomatis mengurangi kuota tahun ini.
Di pihak lain pemerintah bukannya menaikkan anggaran dan target pengadaan rumah subsidi tahun ini, tapi malah menguranginya drastis menjadi 166.000 unit.
“Pastilah MBR jadi panik (dan buru-buru beli). Memang pemerintah berjanji akan menambah alokasi anggaran FLPP jika kuotanya habis. Tapi itu tidak membuat MBR tenang, karena sekarang mereka ingin yang pasti-pasti aja,” jelas Oka.
Ia menambahkan, rumah subsidi sangat diminati karena harganya terjangkau dan bunga KPR-nya rendah, hanya 5% per tahun fixed (tetap) selama periode kredit maksimal 20 tahun.
Pembelian rumah juga dibebaskan dari PPN. Selain itu ada bantuan uang muka Rp4 juta, dan sejak November 2023 (yang berlaku sampai akhir 2024) ada lagi bantuan biaya KPR Rp4 juta. Rumah subsisi itu boleh dibeli konsumen berpenghasilan hingga Rp8 juta/bulan.
Khusus di proyek-proyek Vista Land, Oka mengklaim rumah subsidinya diminati juga karena kualitas bangunan, lingkungan, dan fasilitasnya sudah sekelas real estate.
Jalannya lebar dicor beton, ada taman-taman tematik, children playground, sarana ibadah, dan sebagian dikembangkan dengan sistem klaster dilengkapi private playground.
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS