Menko PMK Muhadjir Effendy mengungkapkan, Jawa Tengah merupakan daerah yang menjadi tumpuan mudik di Pulau Jawa.
Karena itu penanganan arus mudik dan balik di wilayah itu penting sekali, demi menjaga kelancaran arus mudik secara keseluruhan melalui darat di Pulau Jawa.
“Setelah keluar dari Jakarta, di Jateng inilah ada pembagian perjalanan mudik. Ada yang ke selatan, ada yang ke Jawa Timur. Jadi, kalau lalu lintasnya berhasil ditangani dengan baik, sekitar 50 persen urusan mudik darat di Jawa sudah teratasi,” jelas Menko Muhadjir.
Baca juga: Jateng Tujuan Mudik Terbesar, Jatim Asal Pemudik Terbanyak
Selain mematuhi rekayasa lalu lintas di Jawa Tengah, Menhub juga mengingatkan pemudik yang menggunakan bus agar patuh memilih bus yang sudah di-ramp check dan supir yang sudah diberi izin.
Terlebih jika menggunakan bus pariwisata. Seluruh pihak yang melanggar ketentuan itu, akan ditindak tegas dengan tidak diizinkan melanjutkan perjalanan.
“Polda sudah melakukan persiapan (penanganan arus mudik dengan bus). Pemudik harus memilih bus-bus yang sudah di-rampcheck dan supir yang sudah mendapat ijin. Bila pemudik tetap menggunakan bus yang belum di-rampcheck, Polda akan memerintahkan putar balik dan tidak boleh melanjutkan perjalanan,” tegas Menteri Budi.
Terkait rekayasa lalu lintas, Kapolri Jenderal Listyo Sigit menyatakan, akan ada penambahan pintu exit tol, petugas tol tambahan dan pembaca kartu tol untuk mempercepat proses pembayaran tol.
“Kami juga mengimbau masyarakat yang mudik tidak memaksakan diri. Disediakan rest area untuk istirahat sebentar. Juga, telah disiapkan jalur-jalur keluar yang mengarah ke jalur arteri dengan banyak tempat untuk istirahat. Hindari istirahat di bahu jalan karena berbahaya,” ujarnya.