“Salah satu faktor pendorong peningkatan investasi, adalah penyerapan belanja modal pemerintah yang tinggi terkait penyelesaian berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN), termasuk pembangunan IKN,” ujar Menkeu.
Kebijakan insentif PPN untuk sektor perumahan, mendorong peningkatan aktivitas konstruksi properti. Aktivitas investasi swasta juga masih kuat.
Terlihat dari realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang tumbuh 22,49 persen, serta Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur yang berada di zona ekspansi sepanjang triwulan II.
Dari sisi produksi, semua sektor tumbuh positif pada triwulan II-2024. Manufaktur tumbuh 3,95 persen (yoy). Industri-industri terkait hilirisasi, seperti industri pengolahan logam dasar dan industri barang galian bukan logam, tumbuh tinggi.
“Industri makanan dan minuman yang menjadi kontributor terbesar sektor manufaktur tumbuh 5,53 persen,” kata Menkeu. Sedangkan sektor perdagangan tumbuh 4,86 persen (yoy) sejalan dengan konsumsi masyarakat yang masih kuat.
Sektor lain seperti pertanian, kehutanan, perikanan, pariwisata, transportasi dan pergudangan, serta penyediaan akomodasi dan makan minum, juga tumbuh positif pada triwulan II-2024. Yang melambat sektor pertambangan, terutama terkait penurunan produksi migas dan batubara.
Baca juga: Kuartal II 2024 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melambat
Kinerja pertumbuhan ekonomi yang resilien dan konsisten di atas 5 persen, memberikan dampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat.