Baca juga: Tahun 2045, PDB Perkapita Indonesia Ditargetkan USD30.300
Kedua, mengakselerasi penerapan teknologi berbasis riset dalam mendukung digitalisasi pertanian (smart agriculture). Ketiga, mendorong investasi untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian.
Keempat, pemutakhiran sistem dan infrastruktur logistik terintegrasi, guna mendukung kelancaran distribusi dan efisiensi rantai pasok antar daerah. Kelima, memperkuat sinergi dan koordinasi anta lembaga di pusat dan daerah guna mendukung pengendalian inflasi.
Airlangga menyatakan, inflasi Indonesia sendiri masih terkendali. Per Mei 2024 tercatat 2,84% secara tahunan (yoy), masih dalam rentang sasaran 2,5±1%. “Capaian itu lebih baik dibandingkan sejumlah negara G20 lain seperti Argentina (289%), Turki (75,45%), dan Rusia (7,84%),” ujarnya.
Inflasi rendah itu disebutnya sebagai hasil bauran kebijakan moneter, serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan pemerintah dalam TPIP dan TPID, melalui penguatan GNPIP (Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan) di berbagai daerah.
Menko Perekonomian menyatakan, pemerintah menerapkan strategi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif) untuk mengendalikan inflasi pangan, yang dilakukan melalui beberapa cara.
Pertama, stabilisasi harga untuk mengatasi kenaikan harga dalam jangka pendek melalui penyaluran SPHP, bantuan pangan, dan gerakan pangan murah di seluruh daerah.
Kedua, peningkatan produksi domestik, antara lain melalui program pompanisasi, penambahan alokasi pupuk subsidi, dan akses pembiayaan untuk sektor pertanian.