Melalui digitalisasi, pelaku usaha di sektor riil, khususnya peternak sapi perah, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, kualitas produk, dan akses terhadap sumber pembiayaan formal. Upaya ini juga menjadi bagian dari strategi inklusi keuangan OJK untuk mendorong pemberdayaan peternakan, sekaligus memperluas kontribusi sektor jasa keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Baca juga: OJK Perkuat Peran Pasar Modal Indonesia Untuk Kemandirian dan Kedaulatan Ekonomi Indonesia
Sebagai rangkaian acara OJK Digination 2025, dilaksanakan talkshow strategis bertema “Peran dan Fungsi PKA & PAJK dalam Pendalaman Pasar Keuangan” yang mempertemukan OJK, asosiasi industri, pelaku usaha jasa keuangan, dan penyelenggara ITSK. Talkshow ini membahas kontribusi signifikan dua model bisnis ITSK, yaitu:
Pemeringkat Kredit Alternatif (PKA), yang telah mencatat 27,57 juta hit konsumen secara kumulatif (ytd per Juni 2025) sebagai representasi kuat dari minat publik terhadap solusi penilaian kredit berbasis data alternatif yang inklusif.
Penyelenggara Agregasi Jasa Keuangan (PAJK), dengan 6,9 juta pengguna dan nilai transaksi yang disetujui mencapai Rp12,61 triliun (ytd per Juni 2025), memperkuat peran digital aggregator dalam memperluas akses terhadap produk dan layanan keuangan.
Untuk mendukung adopsi teknologi di daerah, sesi business matching digelar setelahnya untuk mempertemukan penyelenggara PKA dan PAJK dengan pelaku usaha jasa keuangan di Jawa Tengah, seperti BPR/S, LKM/S, dan BPD, membuka peluang konkret kolaborasi dan perluasan pemanfaatan layanan ITSK di daerah.