Esther mengutip para ahli konstruksi, arsitektur dan engineering di dunia yang menyatakan, gedung yang menerapkan desain berkelanjutan, antara lain melalui penggunaan penutup atap yang ramah alam, bisa menghemat energi 40% lebih banyak, yang berarti berkontribusi mereduksi emisi CO2. “Penggunaan material rendah karbon pada bangunan terbukti mengurangi emisi hingga 30 persen,” ujarnya.
Baca juga: SIG Akselerasi Transisi Energi Hijau Untuk Operasional Pabrik di Tuban
Saat ini Onduline Indonesia memproduksi dan memasarkan lima produk yang telah tersertifikasi GLI kategori Gold. Yaitu, solusi atap ringan bitumen bergelombang Onduline Classic, Onduvilla, Onduline Tile, Onducasa dan Onduline Ridge C100 Classic. “Produk-produk atap itu bukan hanya ramah alam, tapi juga memaksimalkan efisiensi penggunaan material pada proyek residensial, komersial, dan fasilitas umum,” jelas Esther.
Produk atap bitumen Onduline, diproduksi dari material yang aman dan memiliki dampak lingkungan yang rendah. Bahan baku atap bitumen bergelombang Onduvilla misalnya, 55% dari bahan daur ulang. Seperti serat selulosa yang diekstraksi dan diolah dengan tekonologi tinggi sehingga memiliki ketahanan dan performa waterproofing, dan tahan cuaca.
“Kami senantiasa memastikan bisnis Onduline Indonesia berkontribusi mereduksi konsumsi energi (energy effieciency), dan bahan bakunya tidak merusak lingkungan dengan masa pakai panjang yang mencegah penipisan sumber daya alam. Karena itu mengandalkan genteng Onduline sebagai penutup atap bangunan, berarti mendukung keberlanjutan lingkungan,” tegas Esther.