URBANCITY.CO.ID – Pertumbuhan penyaluran kredit perbankan terus melambat menjadi 10,85 persen pada September 2024 secara tahunan (yoy). Pertumbuhan kredit September 2024 itu terus menurun dibanding Agustus (11,40 persen) dan Juli (12,40 persen), dan tercatat sebagai yang terendah sepanjang tahun berjalan.
Kredit investasi tercatat tumbuh paling tinggi selama September 2024, mencapai 12,26 persen, diikuti kredit konsumsi 10,88 persen, dan kredit modal kerja 10,01 persen.
“Bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit tersebut sebesar 12,80 persen yoy,” tulis hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (RDKB OJK) awal November 2024.
Pertumbuhan kredit konvensional loyo, penyaluran kredit buy now pay later (BNPL) perbankan terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi.
Paylater adalah fitur kredit di lembaga jasa keuangan (perbankan dan perusahaan pembiayaan) yang memungkinkan seseorang untuk mencicil pembayaran kreditnya. Paylater lazimnya dipakai untuk tujuan konsumtif.
Per September 2024 baki debet kredit BNPL perbankan tumbuh 46,42 persen yoy (Agustus 2024: 40,68 persen) menjadi Rp19,81 triliun, dengan total jumlah rekening 19,82 juta dibanding Agustus 2024 sebanyak 18,95 juta.
Pertumbuhan kredit BNPL yang jauh lebih tinggi terjadi di perusahaan pembiayaan (PP). Mencapai 103,40 persen pada September 2024 yoy dibanding 89,20 persen pada Agustus yoy, atau menjadi Rp8,24 triliun.
Penyaluran kredit paylater melesat, kredit bermasalah atau nonperforming financing (NPF)-nya juga meningkat. Kalau Agustus 2024 rasio NPF BNPL di perusahaan pembiayaan hanya 2,52 persen, pada September naik menjadi 2,60 persen.