Menurut Reni, intervensi teknologi perlu dilakukan melalui otomasi proses produksi, yang dalam hal ini berupa mesin pembuat tekstur pelat tembaga.
Baca Juga: Permudah Sertifikasi TKDN, Kemenperin Dampingi IKM di NTB
“Harapannya agar IKM Kerajinan Logam baik di Tumang maupun sentra kerajinan logam lain di seluruh Indonesia dapat memanfaatkan mesin tersebut dan beralih ke proses produksi kerajinan logam yang lebih efektif dan efisien,” ungkapnya.
Akhir Juni lalu, Ditjen IKMA Kemenperin menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Fasilitasi Perluasan Pasar bagi IKM Kerajinan Logam di Kabupaten Boyolali.
Dalam agenda tersebut juga turut dilakukan simbolis serah terima mesin hasil pendampingan otomasi proses produksi bagi IKM kerajinan logam di Sentra Kabupaten Boyolali.
FGD itu melibatkan 50 peserta dari pelaku IKM kerajinan logam Tumang, dan menghadirkan narasumber perwakilan dari stakeholder terkait industri kerajinan logam.
Baca Juga: Penyerapan DAK Fisik Bidang IKM Kemenperin Melonjak 88%
Turut hadir juga sebagai narasumber, yakni Asisten Deputi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Kewirausahaan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali.
Sementara itu, narasumber yang memaparkan mengenai penyediaan bahan baku, yaitu PT. Indra Eramulti Logam Industri (IMLI), narasumber penyediaan solusi teknologi oleh PT. Indotech Trimitra Abadi dan Ganesha Inovasi Teknologi (GIT)
Kemudian narasumber tentang kolaborasi kemitraan pasar dalam negeri oleh Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII)serta Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO).