URBANCITY.CO.ID – Penjualan apartemen strata (jual) atau kondominium meningkat dua kali lipat secara kuartalan (qtq), didorong pemberian insentif PPN DTP (Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah).
Demikian salah satu kesimpulan MarketBeat Q2 2024: Unveiling Greater Jakarta’s Retail Landscape, yang digelar konsultan properti Cushman & Wakefield di Jakarta, Kamis (25/7/2024).
Menurut Cushman, insentif PPN yang diperkenalkan pemerintah sejak Noember 2023, memainkan peran penting dalam membentuk strategi pengembang kondominium di Jabodetabek (Jakarta dan sekitarnya).
“Pengembang lebih fokus menjual proyek eksisting (sudah jadi dan siap huni) daripada memulai proyek baru. Insentif pajak itu membuat properti yang sudah jadi lebih menarik bagi pembeli, membantu mengurangi stok unit yang belum terjual dan menstabilkan pasar,” kata Arief Rahardjo, Direktur, Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia.
Dampak pemberian insentif pembebasan PPN secara penuh (100 persen) hingga Juni 2024 untuk pembelian kondominium yang sudah jadi itu, sangat terasa.
“Penjualan di proyek-proyek yang telah selesai pada kuartal dua, hampir dua kali lipat dibanding kuartal sebelumnya, menghasilkan tingkat penjualan total sebesar 94,1 persen. Meningkat 0,3 persen secara tahunan,” jelas Arif.
Cushman mengungkapkan, selama semester satu 2024 pasokan kumulatif kondominium Jabodetabek tetap di angka
384.640 unit. Tidak ada kondominium baru yang diluncurkan atau selesai, menandakan jeda pasar secara signifikan.
Stagnasi pasar bukan hanya membuat pergeseran fokus pengembang, tapi juga perubahan perilaku pembeli. “Pembeli sekarang tidak mengharapkan kenaikan harga, dan lebih condong membeli unit kondominium yang sudah jadi dan dapat segera digunakan atau disewakan,” ujar Arief.