Cushman mengungkapkan, sampai akhir 2024 beberapa proyek kondominium berjalan mencakup total 14.000 unit akan selesai. Sebagian besar berlokasi di Bekasi dan Jakarta Selatan.
Baca juga: 39.000 Unit Apartemen di Jabodetabek Belum Terjual
Tingkat hunian kondominium di Jabodetabek pada kuartal dua 2024 mengalami kenaikan 4,8 persen dibanding kuartal sebelumnya, mencapai 63,5 persen.
Kondominium yang berdekatan dengan universitas mengalami peningkatan tingkat hunian selama semester yang disurvei, menyusul dimulainya tahun akademik baru, karena banyak mahasiswa baru mencari akomodasi.
Transaksi pra-penjualan terjadi terutama pada proyek-proyek segmen menengah yang mencapai 61 persen dari total transaksi. Permintaan diprediksi stabil sepanjang sisa tahun ini, tanpa pertumbuhan signifikan menyusul pengurangan insentif PPN untuk unit yang sudah selesai menjadi 50 persen mulai 1 Juli hingga 31 Desember 2024.
Karena pasar secara umum masih stagnan, tren harga kondominium di Jabodetabek juga relatif stabil selama kuartal ulasan, dengan kenaikan tahunan sebesar 2,3 persen, mencapai rata-rata Rp48,8 juta/m2.
Di CBD (pusat bisnis) harga rata-rata kondominium mencapai Rp60 juta/m2, naik 1,9 persem dibanding tahun sebelumnya (yoy). Di area primer Rp51,3 juta/m2, naik 1,6 persen YoY.
Yang naik signifikan harga kondominium di area sekunder, sebesar 4,8 persen per tahun menjadi Rp35,2 juta/m2. Menghadapi pasar yang masih lambat, harga diperkirakan Cushman relatif stabil sepanjang dua kuartal mendatang.