“Perlu kita pahami bersama bahwa industri kelapa sawit bukan hanya terbatas sebagai komoditas strategis dan prospektif untuk meningkatkan ekonomi dan mengentaskan kesenjangan di masyarakat, melainkan juga harus berbasis lingkungan,” jelasnya.
Sebagai perusahaan negara, PTPN IV Regional III bertekad untuk menjadi pelopor dalam penerapan budidaya sawit yang berkelanjutan dan meningkatkan citra kelapa sawit Indonesia di kancah internasional. Selain fokus pada praktik berkelanjutan dalam bisnis inti, PTPN IV Regional III juga menggandeng ribuan petani mitra binaan untuk menerapkan praktik budidaya yang ramah lingkungan.
“Ini merupakan langkah kita untuk mencapai tujuan lebih luas dalam merangkul dan meningkatkan ekonomi para petani mitra binaan PTPN IV Regional III,” tuturnya.
Akhir pekan lalu, PTPN IV Regional III melakukan pengiriman perdana 10.000 ton crude palm oil bersertifikat RSPO SG. Pengiriman ini dilakukan melalui Pelabuhan Pelindo Dumai, Provinsi Riau, dan bekerja sama dengan PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) Inacom. Dari pengiriman ini, perusahaan berpotensi menyumbang devisa negara hingga 9 juta US Dollar.
Sertifikasi RSPO model Identity Preserved Segregation ini merupakan produk CPO dengan nilai premium yang signifikan untuk pasar global. CPO bersertifikat RSPO SG ini dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit Sei Rokan dan Tandun, yang dikelola oleh PTPN IV di Riau.
Baca juga : Jalani Periksaan Dugaan Berita Bohong, Rocky Gerung Dicercar 47 Pertanyaan
Sertifikasi internasional ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk menjamin keberlanjutan dan keterlacakan di sepanjang rantai pasok produksi. Ini menjadi tonggak sejarah bagi PTPN IV, karena Regional III adalah yang pertama melakukan ekspor sertifikasi SG. “Saya mengapresiasi Regional III, karena telah menjadi motor penggerak di berbagai hal,” kata Direktur Pemasaran dan Komersial PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) PalmCo, Ryanto Wisnuardy.