URBANCITY.CO.ID – Nilai tukar rupiah makin perkasa terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Kalau seminggu lalu kursnya pada penutupan perdagangan akhir pekan (9 Agustus 2024) tercatat Rp15.900-an per USD, pada akhir pekan ini (16 Agustus 2024) dibuka pada level (bid) Rp15.740 per USD.
Sedikit melemah dibanding penutupan perdagangan Kamis (15/8/2024) di mana rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.690 per USD, namun tetap jauh lebih kuat dibanding kurs pada penutupan perdagangan Jum’at, 9 Agustus 2024.
Pada penutupan perdagangan 16 Agustus 2024, di pasar uang antar bank di Jakarta (JISDOR), kurs rupiah ditutup di level Rp15.685.
Bersamaan dengan menguatnya rupiah Kamis (15/8/2024), imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun turun ke level 6,72 persen.
DXY atau indeks USD terhadap 6 mata uang negara utama lainnya melemah ke level 102,98, yield surat utang pemerintah AS atau US Treasury Note 10 tahun turun ke level 3,91 persen, dan premi risiko berusaha atau credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun turun dari 76,56 bps per 9 Agustus 2024 menjadi 71,80 bps.
Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Kembali ke Bawah Rp16.000
Mengutip keterangan resmi Bank Indonesia, Jum’at (16/8/2024), saat pembukaan perdagangan Jumat, ketika rupiah sedikit melemah ke level Rp15.740, yield SBN 10 tahun meningkat sedikit ke level 6,75 persen dari 6,72 persen sehari sebelumnya.
Aliran modal asing masih deras masuk. Berdasarkan data transaksi 12–15 Agustus 2024, asing tercatat melakukan beli neto Rp9,67 triliun. Terdiri dari beli neto Rp7,36 triliun di pasar SBN, Rp2,18 triliun di pasar saham, dan Rp0,13 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).