URBANCITY.CO.ID – Kekayaan Prajogo Pangestu, salah satu orang terkaya di Indonesia, mengalami penurunan drastis setelah portofolio sahamnya anjlok pada pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat, 7 Februari 2025. Dalam hitungan menit, total kerugian yang dialami Prajogo diperkirakan mencapai Rp 163 triliun.
Lima saham yang dimiliki Prajogo dibuka di zona merah, dengan dua di antaranya, Barito Renewables Energy (BREN) dan Petrindo Jaya Kreasi, menyentuh batas auto rejection bawah (ARB). Saham Petrosea (PTRO) juga mengalami penurunan lebih dari 20%. Ketiga saham ini merupakan bagian dari portofolio terbaru Prajogo.
Dua saham lainnya, Chandra Asri Pacific (TPIA) dan Barito Pacific (BRPT), yang sudah lama dimiliki, juga mengalami penurunan signifikan, meskipun tidak sampai ARB. TPIA dan BREN masing-masing dibuka melemah 15,74% dan 6,04%.
Penurunan tajam saham-saham milik Prajogo membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat anjlok lebih dari 3% dan kembali ke level 6.600. Namun, IHSG kini mulai memperbaiki diri dengan pelemahan tersisa kurang dari 2%.
Baca Juga: BNI Sekuritas Beberkan Enam Keunggulan Investasi Saham Syariah
Kelima saham milik Prajogo juga termasuk dalam 10 emiten yang paling membebani kinerja IHSG hari ini. Secara spesifik, Prajogo memiliki 71,31% saham di BRPT, yang mengalami kerugian awal perdagangan sebesar Rp 5,34 triliun.
Di TPIA, Prajogo memiliki 5,06% saham secara langsung dan 34,63% melalui BRPT, dengan total kerugian mencapai Rp 19,83 triliun. Saham CUAN yang 84,97% dimiliki Prajogo mengalami kerugian sebesar Rp 26,72 triliun, sedangkan Petrosea (PTRO) merugi Rp 2,72 triliun.