URBANCITY.CO.ID — Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 27 November 2024, diwarnai oleh dinamika yang kian memanas. Dalam beberapa bulan terakhir, aparat keamanan telah berupaya menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) agar tetap kondusif. Namun, peristiwa tragis yang terjadi baru-baru ini di Kabupaten Sampang, Madura, Provinsi Jawa Timur, mengguncang ketenangan tersebut.
Seorang saksi dari salah satu pasangan calon bupati di Kabupaten Sampang tewas dikeroyok sekelompok orang di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang pada Minggu, 17 November 2024. Insiden ini dinilai kental dengan nuansa politis, yang mengarah pada potensi gangguan serius terhadap keamanan dan stabilitas masyarakat.
Selain itu, ketegangan juga terlihat di wilayah Jawa Tengah, di mana selebaran yang memperuncing persaingan antara calon gubernur berlatar belakang militer dan kepolisian beredar luas. Dua peristiwa ini memperlihatkan bahwa rivalitas politik jelang Pilkada dapat memicu ketegangan yang membahayakan stabilitas nasional.
Baca Juga: Antisipasi Gejolak Geopolitik, OJK Rilis Aturan Baru Pengawasan Bank
Menanggapi insiden tersebut, Ketua Harian Forum Peduli Kamtibmas Trunojoyo (FPKT), Rahmat Hidayat, mengecam aksi kekerasan bermotif politik yang terjadi di Sampang.
“Kejadian ini bertentangan dengan prinsip demokrasi dan dapat menjadi ancaman serius bagi pelaksanaan Pilkada itu sendiri,” ujarnya.
FPKT menyerukan kepada seluruh peserta Pilkada dan pendukungnya untuk memprioritaskan semangat pemilihan yang damai. Rahmat menekankan pentingnya komitmen para kandidat untuk menjaga stabilitas di wilayah masing-masing.