URBANCITY.CO.ID – Belakangan ini, banyak warganet di media sosial X mengeluhkan suhu dingin yang melanda beberapa daerah, terutama pada Jumat, 15 Agustus 2025. Salah satu pengguna dengan akun @ex**** mengungkapkan bahwa suhu dingin terasa di Jakarta Barat dan Bogor.
Pengguna lain, @dsy****, juga merasakan hal serupa di Bandung, meskipun tidak ada hujan. “Hujan dari jam 6 pagi sampai jam 3 sore baru berhenti, jangan tanya seharian dinginnya kayak apa,” tulis akun @bell****.
Ada juga yang berbagi pengalaman, “Kirain aku doang… tiap pagi selalu menggigil,” cuit akun @blu****. Sementara itu, seorang warganet lainnya menunjukkan suhu di ponselnya yang mencapai 18 derajat Celsius, sambil berkata, “Pulang ke rumah pas dingin banget, di jalan motoran tangan kayak beku.”
Lalu, apa sebenarnya penyebab suhu dingin ini? Menurut Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, fenomena ini disebut bediding, yang merupakan istilah lokal untuk menggambarkan udara yang sangat dingin, terutama di malam dan pagi hari. Fenomena ini biasanya terjadi saat puncak musim kemarau, yaitu antara Juli hingga Agustus.
Andri menjelaskan, “Fenomena bediding akan lebih terasa di daerah dataran tinggi, seperti Dieng, Bromo, dan Ruteng.” Namun, kondisi ini juga dirasakan di sebagian besar wilayah Indonesia bagian selatan khatulistiwa, termasuk Pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan suhu dingin ini. Pertama, angin timuran dari Australia yang kering dan dingin akibat aktifnya Monsun dingin Australia dari Juni hingga Agustus. Kedua, langit yang cerah tanpa awan memungkinkan radiasi permukaan Bumi cepat hilang di malam hari, sehingga menyebabkan pendinginan ekstrem. Terakhir, kelembapan udara yang rendah membuat atmosfer tidak bisa menyimpan panas dengan baik.
Baca Juga : Wujud Komitmen Kepada Konsumen, Diamond Land Laksanakan Serah Terima Unit Apartemen Gucci 1
Andri memperkirakan fenomena bediding ini akan berlangsung hingga awal September 2025, terutama di wilayah selatan Indonesia. Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu, juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi angin kencang dan hujan yang bisa menyebabkan genangan, banjir, dan tanah longsor.
Teguh menambahkan, “Masyarakat juga diminta untuk mengantisipasi suhu dingin di pagi hari dengan memakai jaket dan mengonsumsi air hangat.” Ia juga menyarankan agar selalu mengakses informasi cuaca terkini dari laman resmi BMKG.